Strategic Planning Telkomsel dalam menghadapi Persaingan Internet Mobile Broadband Internet Service
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan semakin derasnya arus globalisasi, yang
didalamnya dituntut adanya pertukaran informasi yang semakin cepat antar daerah
dan negara, membuat peranan telekomunikasi menjadi sangat penting. Tingginya
penetrasi internet di Indonesia belakangan ini mendorong para penyedia layanan
paket data berlomba-lomba menggaet pelanggan. Beragam strategi pun digelar.
Pasar mobile broadband internet service semakin meningkat. Hal ini terbukti dengan pertumbuhan
pengakses internet yang meningkat cukup tinggi. Internet sudah menjadi
kebutuhan signifikan bagi masyarakat modern. Survei yang dilakukan Ericsson
pada tahun 2009 menunjukkan penetrasi teknologi mobile broadband internet service bertumbuh 60 persen.
Mobile broadband internet service memberikan pendapatan yang signifikan
bagi masing-masing perusahaan telekomunikasi. Realisasi tingginya potensi
penerimaan pada mobile broadband internet
service pada semua perusahaan telekomunikasi di Indonesia yang sama-sama
sedang meluncurkan mobile broadband
internet service untuk melayani para pelanggan mereka, seperti Telkomsel,
Indosat, XL, Smart Telecom, 3 dan para pesaing lain untuk mencapai sebanyak
mungkin pendapatan dari para pelanggannyan. Telkomsel, Indosat, XL, Samrt, 3
dan perusahaan yang bergerak di industri mobile
broadband internet service berlomba-lomba memperkenalkan berbagai variasi
dari mobile broadband internet service
dan produknya untuk mengakomodasi permintaan para pelanggan. Di sinilah
beberapa mobile broadband internet
service jasa dan produknya berlomba-lomba untuk meraih pasar di Indonesia
Indonesia.
Pasar ini diperebutkan oleh para provider dengan berlomba
menggaet sebanyak-banyaknya pelanggan dalam ragam strategi. Dari bermain di
aspek harga sampai aspek kualitas dan kecepatan untuk mendukung aktivitas
berselancar di dunia maya. Kebanyakan provider berasal dari industri jasa
seluler. Empat di antaranya yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:
Telkomsel Flash (Telkomsel), IM2 (indosat), XL (Excelcomindo), dan pendatang
baru 3 (tri).
Pasar GSM, pada
tahun 2011 menguasai 85 persen total pasar selular di Indonesia, saat ini
dilayani oleh lima operator, yaitu Telkomsel, XL, Indosat, Hutchison (3), dan Axis.
Tiga operator terbesar, yaitu Telkomsel, XL, dan Indosat, secara kolektif
menikmati 90 persen pangsa pasar sendiri dari total pelanggan GSM, termasuk 75
persen di antaranya adalah pelanggan korporat (enterprise). Pasar persaingan
industri internet mobile broadband service di Indonesia yang didominasi oleh 3 operator besar dan
beberapa operator baru yang masuk menyebabkan masyarakat dihadapkan oleh
beberapa pilihan untuk memenuhi kebutuhannya akan internet yang cepat dan
sinyal stabil dengan harga yang relatif bersaing yang mudah untuk dikoneksikan
dimanapun kita berada. Pasar pada industri ini menuju ke arah pasar persaingan
sempurna meskipun di Indonesia peran pemerintah sebagai regulator tidak dapat
dikesampingkan, namun masyarakat modern Indonesia yang melek teknologi mempunyai
beberapa pilihan dalam menggunakan teknologi mobile internet.
Produk internet
mobile access dilakukan melalui jaringan telepon seluler baik GSM melalui
teknologi Global Packet Radio Service
(GPRS) dan EnhancedDatarate GSM Evolution (EDGE). Selain itu pelayanan
mobile internet juga tersedia pada telepon seluler dengan teknologi CDMA.Dengan
adanya teknologi 3G, para pemain seperti Telkomsel, Indosat M2 dan XL bisa
melayani akses internet melalui telepon seluler berbasis teknologi GSM melalui
teknologi high-speed downlink packet access (HSDPA).
Telkomsel yang merupakan anak perusahaan dari Telkom Group
dan perusahaan jasa teknologi terbesar yang menguasai pasar di Indonesia mulai
menghadapi persaingan dari operator yang bergerak di industri internet mobile broadband service.
Masing–masing operator yang bermain dalam industri ini harus membangun strategi
yag kreatif dalam menarik pelanggan sebanyak-banyaknya dan telkomsel sebagai
pemain lama dalam industri ini yang sahamnya sebagian besar merupakan saham pemerintah
melalui PT Telkom harus siap dalam menghadapi persiangan internet mobile broadband service yang semakin ketat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah
dalam makalah ini kaitannya dengan keselarasan strategi bisnis dan Teknologi
Informasi, yaitu “Bagaimana strategi bisnis yang diterapkan Telkomsel menghadapi
persaingan Internet Mobile Broaband
Service di Indonesia dalam mengembangkan
usahanya dengan menggunakan Teknologi Informasi (TI)?”
1.3 Tujuan Penelitian
- Mengetahui fungsi TI yang bisa digunakan untuk mendukung strategi bisnis.
- Mengetahui startegi yang diterapkan dalam menghadapi persaingan bisnis.
1.4 Batasan Penelitian
Pada makalah ini, kita hanya akan membahas persaingan Internet Mobile Broaband Service untuk
teknomlogi GSM (Global System for
Mobile Communication). Sebenarnya ada
beberapa provider GSM yang masuk di Indonesia, namun provider yang menguasai
pasar teknologi ini di Indonesia yang akan dibahas pada makalah ini hanya 4
provider, yaitu Telkomsel, Indosat, XL, dan provider baru yang pertumbuhannya
cukup signifikan beberapa tahun ini terutama di kota-kota besar, yaitu 3 (tri).
Penelitian dalam makalah ini juga tidak membahas Internet Mobile Broaband Service untuk teknologi CDMA (EVDO) dan
teknolgi fixnet (cable internet) yang saat ini
juga menjadi pilihan masyarakat Indonesai terutama di kota-kota besar karena sinyaknya lebih stabil.
2.1 Profil Telkomsel
PT Telkomsel adalah sebuah perusahaan operator telekomunikasi
seluler di Indonesia merupakan anak perusahaan Telkom Group yang berfokus
pada pelayanan telepon bergerak dengan beberapa paket pilihan sesuai dengan
kebutuhan pelanggan, yaitu pra bayar dan pasca bayar. Telkomsel merupakan operator telekomunikasi seluler GSM kedua di
Indonesia, dengan layanan paska bayarnya yang diluncurkan pada tanggal 26 Mei 1995. Waktu itu kepemilikan saham Telkomsel adalah PT Telkom (51%) dan PT Indosat (49%). Kemudian pada November 1997 Telkomsel menjadi operator seluler pertama di Asia yang
menawarkan layanan prabayar GSM. Telkomsel ini mengklaim sebagai operator
telekomunikasi seluler terbesar di Indonesia, hingga Juni 2010, Telkomsel
dipercaya melayani 88,3 juta pelanggan, menjadikan Telkomsel sebagai pemimpin
pasar di industri telekomunikasi selular dengan pangsa pasar sekitar 50 persen.
Telkomsel memiliki tiga produk GSM, yaitu SimPATI (prabayar), KartuAS (prabayar), serta
KartuHALO (paskabayar). Saat ini saham Telkomsel dimiliki oleh Telkom (65%) dan perusahaan telekomunikasi SingapuraSingTel (35%). Telkom merupakan BUMN Indonesia yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Pemerintah
Republik Indonesia, sedang SingTel merupakan perusahaan yang mayoritas sahamnya
dimiliki oleh Pemerintah Singapura. Telkomsel bekerja pada jaringan 900/1800 MHz.
Sebagai operator selular yang memiliki visi
“Best and Leading Mobile Lifestyle and Solutions Provider in the Region”,
Telkomsel menyediakan ragam pilihan layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan
pelanggan melalui produk paskabayar kartuHALO maupun prabayar simPATI dan Kartu
As. Komitmen kuat Telkomsel dalam menghadirkan layanan mobile
lifestyle yang semakin berkualitas sangat jelas terlihat dengan secara
konsisten mengimplementasikan roadmap
teknologi selular terkini, yakni 3G, HSDPA, HSPA, HSPA+, serta Long Term Evolution. Tahun 2011
Telkomsel mengembangkan jaringan mobile
broadband dengan mencanangkan 24 kota besar sebagai broadband city.
Sebagai pemimpin di industri telekomunikasi selular, Telkomsel telah menggelar
34.000 Base Transceiver Station
termasuk lebih dari 6.000 Node B yang menjangkau 95 persen wilayah populasi
Indonesia. Seiring diselesaikannya program Universal
Service Obligation yang diamanahkan pemerintah untuk menggelar jaringan di
25.000 desa, maka layanan Telkomsel menjangkau hampir 100 persen wilayah
populasi Indonesia. Bahkan kenyamanan berkomunikasi pelanggan Telkomsel yang
sedang berada di luar negeri tetap terjamin berkat dukungan 403 mitra operator
international roaming dan 300 mitra operator data roaming di lebih dari 200
negara di seluruh belahan dunia.
Dengan
cakupan jaringan terbesar di Indonesia, mencapai lebih dari 95% total populasi
wilayah Indonesia, jaringan Telkomsel telah menjangkau hingga seluruh provinsi,
kabupaten, dan hampir seluruh wilayah kecamatan di Indonesia. Sebagai pemimpin
pasar layanan broadband, Telkomsel menjadi yang petama kali meluncurkan “Next
Generation Flash HSPA+, yang mana akan diimplementasi-kan di 24 kota di
seluruh Indonesia pada akhir tahun 2010.
2.2 Persaingan Mobile Broadband Internet Service
Tingkat persaingan Mobile Broadband Internet Service di indonesia yang cukup tinggi
dalam tiga tahun terakhir ini, menyebabkan semua operator telekomunikasi
melakukan promosi penurunan tarif. Tren penurunan tarif yang dilakukan
sejak tahun 2008 itu, tidak terlepas dari perkembangan teknologi, yang mendorong
turunnya investasi per pelanggan. Dengan kondisi di mana seluruh operator telah
memberlakukan tarif yang sangat murah dan relatif sama, maka persaingan
bisnis telekomunikasi pada tahun-tahun mendatang tetap akan
mengutamakan kualitas layanan yang berfokus pada peningkatan kapasitas dan
kualitas jaringan (network)
serta pelayanan pelanggan (customerservice)
untuk meraih jumlah pelanggan.
Industri telekomunikasi di Indonesia pada
tahun 2011 terus mengalami pertumbuhan. Ini ditandai dengan pesatnya pertumbuhan
pesat sejumlah opereator telekomunikasi. Perusahaan provider telekomunikasi di
Indonesia seperti Telkomsel, Indosat, XL Axiata, dan Hutchison mempunyai catatan jumlah pelanggan dan pangsa pasar penyedia
jasa internet yang sangat besar di Indonesia ini. Untuk produk Telkomsel Flash
tercatat mempunyai 4,278 juta pelanggan yang meningkat sebesar 43,8% dari tahun
2009 dengan penguasaan pangsa pasar mencapai 64% di akhir kuartal ketiga tahun
2010. Untuk jumlah pelanggan indosat dengan produk IM2 mempunyai 0,7 juta dan
ditargetkan akan meningkat sebesar 40% di tahun 2011. Sementara itu XL mampu
menembus 0,4 juta pelanggan dengan paket internetnya (paket Pay as You Use, Volume Base. Unlimited,
dsb). Untuk jumlah keseluruhan pelanggan di penghujung tahun 2010, Telkomsel
mampu menembus angka sebesar 93 juta, Indosat mencatat pelanggan sebesar 39,7
jta dan XL sebesar 38,5 juta. Angka-angka tersebut menjadi tolak ukur keeksisan
sebuah provider yang menyediakan jasa internet dalam menggaet pelanggan.
2.2.1 Telkomsel
Telkomsel menyediakan layanan 3G, yang memungkinkan pengguna men-download video
serta menjelajahi internet dengan kecepatan tinggi. Telkomsel adalah operator
pertama yang menyediakan layanan seperti ini. Salah satu produk mobile broadband internet service dari Telkomsel adalah Telkomsel Flash yang merupakan
layanan 3.5G berteknologi HSDPA dengan kecepatan maksimal hingga 3,6 Mbps. Saat ini
jaringan 3G Telkomsel tersedia untuk 80 kota, 3.5G di 20 kota, dan GPRS/EDGE di seluruh pelosok Indonesia. TelkomselFlash yang
dikembangkan oleh anak usaha, Telkomsel, didukung dengan teknologi
HSDPA/3G/EDGE/GPRS yang dapat menghasilkan kecepatan download
sampai dengan 7.2 Mbps. Dari data penjualan, paket bundling modem
TelkomselFlash, sepanjang tahun 2010 melonjak lebih dari 200 persen
dibandingkan tahun 2009. Pelanggan layanan ini mencapai lebih dari
4 juta pengguna.
2.2.2 Indosat
PT Indosat Tbk., sebelumnya bernama PT Indonesian Satellite Corporation Tbk., adalah sebuah perusahaan
penyelenggara jalur telekomunikasi di Indonesia. Indosat merupakan perusahaan telekomunikasi dan multimedia
terbesar kedua di Indonesia untuk jasa seluler (Mentari, Matrix,IM3, StarOne). Saat ini, komposisi kepemilikan saham Indosat adalah:
Publik (45,19%), Qatar Telecom QSC (40,37%), serta Pemerintah Republik
Indonesia (14,44%), termasuk saham Seri A. Indosat juga mencatatkan sahamnya
di Bursa
Efek Jakarta, Bursa Saham Singapura, serta Bursa
Saham New York.
Pada akhir tahun 2002 Pemerintah Indonesia menjual 41,94% saham Indosat
ke Singapore
Technologies Telemedia Pte. Ltd.. Dengan demikian, Indosat kembali menjadi PMA. Pada bulanNovember 2003 Indosat mengakuisisi PT Satelindo, PT IM3, dan Bimagraha.
Indosat Mega Media (IndosatM2) sebuah
perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh PT Indosat Tbk, penyelenggara jasa
telekomunikasi terkemuka di Indonesia, beroperasi secara penuh sejak tahun 2000
dalam membangun dan menerapkan jasa dan produk berbasis IP, internet dan
multimedia di Indonesia.
IndosatM2 melayani empat segmen pelanggan:
korporasi (besar, menengah, dan kecil), pemerintah, institusi, residensial dan
perorangan. Layanan korporasi dan institusi meliputi jaringan Virtual Private Network (VPN), sambungan
langsung ke backbone internet internasional, serta penyedia layanan multimedia
12. IM2 Pay TV
Indosat juga menghadirkan layanan internet broadband untuk kartu Indosat
Anda (IM3, Mentari atau Matrix), layanan paket data unlimited kecepatan tinggi hingga 1 Mbps untuk
aktivitas berinternet seperti e-mail,
chatting, downloading, blogging, browsing
dll dengan beragam paket pilihan sesuai kebutuhan, akses yang mudah dan tarif
yang terjangkau.
Teknologi internet mobile service terbaru dari Indosat adalah “Indosat Mobile, khususnya bagi kalangan karyawan dan
wirausahawan. Kalangan karyawan dan wirausahawan tidak perlu khawatir dalam
berkomunikasi dan membuat panggilan telepon ke semua operator di saat jam
kantor untuk mendukung produktifitas pekerjaan. Kelebihan lain yang diberikan
Indosat Mobile adalah layanan Indosat World,
yaitu layanan portal terintegrasi yang memudahkan pelanggan untuk mengakses
berbagai layanan seperti onlineregistration,
info balance/tagihan, news, info financial, m-banking dan games melalui ponsel.
Hingga saat ini layanan 3,5 G Indosat telah
dapat dinikmati 26 kota yaitu Jabodetabek, Banda Aceh, Medan, Batam, Palembang,
Bandung, Cirebon, Semarang, Purwokerto, Yogyakarta, Solo, Cilacap, Cepu,
Salatiga, Kudus, Jepara, Magelang, Surabaya, Malang, Kediri, Jember, Denpasar,
Balikpapan, Samarinda, Banjarmasin, dan Makassar. Indosat tidak bergerak
sendirian dalam merebut pasar mobilebroadband.
PT Indosat Mega Media (IM2) sebagai anak perusahaan juga sangat agresif meraih
pasar.
2.2.3 XL
PT Excelcomindo Pratama
Tbk, atau disingkat XL, adalah sebuah perusahaan operator
telekomunikasi seluler di Indonesia. XL mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 8
Oktober1996, dan merupakan perusahaan swasta pertama yang menyediakan
layanan telepon seluler di Indonesia. XL memiliki dua lini produk GSM, yaitu XL
Prabayar dan XL
Pascabayar. Selain itu XL juga menyediakan layanan
korporasi yang termasuk Internet Service Provider (ISP) dan VoIP. Pemegang saham XL saat ini adalah: Indocel
Holding Sdn. Bhd. (67,02%), Khazanah Nasional Berhad (16,81%), Emirates Telecomunications Corp.
(ETISALAT) International Indonesia
Ltd. (15,97%), dan AIF (Indonesia) Limited (7,38%).
XL Business Solutions adalah penyedia solusi telekomunikasi terintegrasi dengan kemampuan memfasilitasi layanan telekomunikasi yang efektif dan
efisien sesuai dengan fungsi tumbuh dan kebutuhan berbagai industri. Perusahaan mulai melayani pasar
korporasi sejak Tahun 2001 seiring dengan meningkatnya kebutuhan pasar korporat
untuk data dan solusi suara. Pada Tahun 2003, XL membuat keputusan konkret untuk serius mengembangkan dan melayani pasar perusahaan dengan mendirikan badan khusus bernama XL Business Solutions. Dalam kuartal 3 Tahun 2009, XL Business Solutions telah melayani lebih dari 2.965 pelanggan korporat di seluruh negeri, yang sebagian besar (99%) adalah
perusahaan menengah dan besar.
Salah satu layanan XL yaitu XL internet service yang menyediakan layanan
komunikasi data melalui internet dengan biaya, kecepatan, kuota yang
bervariasi, antara lain internet bulanan unlimited yang memberikan kuota 1 GB
dan kecepatan 512 Kbps dengan biaya bulanan Rp99.000,00.
Untuk meningkatkan kapasitasnya sejauh ini
XL sedang mengupayakan mendapatkan licence frekuensi 3G dengan melakukan
negoisasi harga license frekuensi 3G dari pemerintah, yang mencapai Rp160
miliar. Strategi dalam memaksimalkan layanan inilah yang menjadi
kunci keberhasilan operator meraihrevenue. Peluang broadband sangat besar,
tetapi XL akan tetap fokus pada layanan seluler yang lengkap, seperti broadband internet. XL tidak terlalu berambisi mengembangkan layanan internet dengan
modem, meskipun tetap disediakan dan akan berfokus pada layanan smallscreen, yaitu di saat mobile orang
menggunakan XL. XL berupaya semaksimal mungkin menyediakan konten yang laris
manis, pendapatan usaha XL dari konten sejauh ini mencatat angka yang sangat
lumayan, konten memberikan 12 persen revenue dari totalpendapatan XL yang
mencapai hampir 2 triliun rupiah di 2009. Namun, hambatan yang dialami oleh PT XL
yaitu keterbatasan kapasitas layanan, ketika tidak mendapatkan tambahan alokasi
frekuensi 3G, sehingga menyebabkan PT XL menahan ekspansi penjualan mobile broadband sebagai salah satu
pendapatan dari layanan data.
2.2.4 Three ( 3 )
3 (baca: tri) merupakan salah satu produk
layanan telekomunikasi yang disediakan oleh PT. Hutchison CP Telecommunications
("HCPT") yang beroperasi dengan lisensi nasional 2G/GSM 1800 Mhz dan
3G/WCDMA di Indonesia. HCPT merupakan anggota dari grup Hutchison Asia Telecom
yang meliputi layanan telekomunikasi bergerak di indonesia, Vietnam, dan Sri
Lanka. Hutchison Asia Telecom merupakan bagian penting dari divisi
telekomunikasi Hutchison Whampoa Group yang membawahi grup 3 yang
mengoperasikan layanan 3G di Australia, Austria, Denmark, Hong Kong, Irlandia,
Italia, Macau, Swedia dan Inggris. Merek yang dibaca tri itu adalah salah satu
merek telekomunikasi seluler yang digunakan oleh Hutchison Group di Eropa,
Asia, dan Australia. Produk bermerek 3 telah beroperasi di Hong Kong,
Australia, Inggris, Italia, Irlandia, Austria, Swedia, dan Denmark.
Untuk sinyal, provider 3 tidak begitu bagus
dan jaringan belum begitu luas. Kalau di kota-kota besar (semisal: di Jogja)
sinyalnya bagus, namun di pinggiran kota dan masuk rumah sinyal tidak cukup
bagus. Coverage jaringan 3 belum tersebar ke seluruh kota-kota besar di
Indonesia.
Apabila aktivitas kita menuntut kita untuk
mobile, kita lebih baik memilih untuk menggunakan layanan internet mobile yang
banyak disediakan oleh ISP yang bekerjasama dengan provider telepon seluler
maupun ISP yang diselenggarakan oleh provider telepon selular itu sendiri yang
berupa sambungan GPRS, EDGE, 3G, 3.5G, HSDPA (GSM) salah satunya paket internet
yang disediakan oleh provider jaringan 3.
Secara umum, provider 3 sebagai ISP
menawarkan paket sambungan internet berbasis waktu (timebased) dan berbasis volume (volume/content base). Paket berbasis waktu adalah paket sambungan internet
yang mendasarkan perhitungan tarifnya berdasarkan durasi sambungan internet
tanpa mempertimbangkan besarnya data yang kita download ataupun kita upload,
sedangkan paket berbasis volume adalah paket sambungan internet yang
mendasarkan perhitungan tarifnya berdasarkan banyaknya volume data yang kita
gunakan tanpa mempertimbangkan durasi atau waktu kita menggunakan sambungan
internet.
Sebagai salah satu provider penyediaan jasa
internet memberikan pilihan layanan paket data internet yang bisa kita pilih
dan digunakan sesuai dengan kebutuhan. Berikut ini beberapa paket internet yang
disediakan 3, beserta tarif dan batas kuota data paket internet 3 (per 16 Juni
2011):
1. Paket Internet 500MB (Harga/Tarif: Rp35.000 per bulan dan
kuota Data: 500 Megabyte)
2. Paket Internet 1GB (Harga/Tarif: Rp50.000 per bulan dan kuota
Data: 1 Gigabyte)
3. Paket Internet 2GB (Harga/Tarif: Rp75.000 per bulan dan kuota
Data: 2 Gigabyte)
4. Paket Internet 5GB (Harga/Tarif: Rp125.000 per bulan dan
kuota Data: 5 Gigabyte)
Dari informasi yang peroleh memang ada
beberapa informasi yang belum disampaikan, antara lain tentang kecepatan yang
ditawarkan, yaitu kecepatan menyesuaikan dengan jaringan GSM 3 yang ada di
setiap daerah (untuk HSDPA tersedia di kota Jakarta dan Surabaya, sedangkan 3G
selain dua kota tersebut ditambah lagi kota Denpasar, itu informasi berdasar
website resmi GSM 3, sedangkan untuk kota lain tersedia jaringan EDGE atau
2,5G).
Untuk jatah bandwidth mengikuti paket yang kita pilih, jika kita masih dalam
batas quota maka kecepatan yang kita peroleh adalah sesuai dengan jaringan yang
kita dapatkan (HSDPA, 3G, atau EDGE), lewat dari quota maka kecepatan akan
diturunkan menjadi maksimal 64 kbps (berlaku untuk semua paket).
Ada lagi informasi yang belum disampaikan
baik di iklan ataupun di website resmi GSM 3, yaitu setelah kita melakukan
registrasi bukan berarti kita sudah bisa berinternet unlimited, tapi tunggu sampai kita mendapatkan jawaban balik (reply) yang menyatakan bahwa paket
internet yang kita pilih sudah aktif dan juga informasi penggantian APN, username, dan password dengan 3data untuk mendapatkan kecepatan HSPA (High Speed Packet Access) di wilayah
tertentu yang dengan jaringan yang mendukung.
2.3 Konsep
Strategic Planning IT
2.3.1 Teknologi GSM dalam Persaingan Mobile BroadbandAccessdi Indonesia
Teknologi GSM dalam persaingan internet mobile broadband service di Indonesia saat ini telah
mengadopsi teknologi generasi ketiga (3G). 3G adalah teknologi generasi ketiga selular.
Generasi 1 diwakili oleh teknologi AMPS (Advanced Mobile Phone System) yang berkembang di Amerika Serikat dan
TACS (Total Access Communication Service)
di Eropa. Teknologinya yang menggunakan sistem analog ini baru bisa melayani
komunikasi suara. Generasi 2, inilah mulainya era GSM (GlobalSystem for
Mobile Communication), telah menggunakan
teknologi digital dan bisa melayani komunikasi SMS (short message service). Kecepatan transfer datanya 9600 bps (bit
per second). Generasi 2.5, dengan
kemampuan transfer data lebih besar, memperkenalkan layanan GPRS (General Packet Radio Service) dan EDGE (Enhanced Data Rates for GSM Evolution).
Generasi 3 dengan sistem UMTS (Universal
Mobile Telecommunication System) dan WCDMA (Wideband Coded Division Multiple Access) sudah bisa melayani
multimedia secara baik seperti internet dan video call karena kemampuan transfer datanya bisa
mencapai 2 Mbps.
Saat ini, provider broadband access di Indonesia
untuk masing-masing jenis teknologi adalah sebagai berikut:
Wi-Fi pada frekuensi
2.4 GHz telah dibebaskan penggunaannya. Penggunaan pemancar 2.4 GHz sudah marak
di Indonesia terutama untuk keperluan Warung Internet (Warnet)
dan Komunitas (RT/RW Net), juga perusahaan kecil & menengah, dan dunia
pendidikan. Titik-titik hotspot di beberapa kota besar di Indonesia (di mall,
ruang tunggu bandara, hotel, tempat makan, taman, masjid, dan kompleks
perumahan) mulai menjamur dengan akses berbayar maupun tidak. Semua itu
memanfaatkan teknologi Wi-Fi.
3G lebih populer di kalangan masyarakat Indonesia sebagai
fitur handphone GSM. (Meskipun sebenarnya 3G juga ada dalam teknologi CDMA 1X).
Bagi beberapa pengguna tingkat lanjut (advance),
fitur ini bisa dimanfaatkan lebih optimal, termasuk untuk aksesinternet.
Semenjak era 2.5G pun, mereka mungkin telah memanfaatkan GPRS untuk akses internet meskipun
dengan kecepatan terbatas.
Sementara itu, pengguna PC dan laptop di
Indonesia yang mendambakan akses internet murah (dan kencang), sudah lebih dahulu
ramah dengan teknologi akses sebelumnya, seperti dial-up, kabel, x-DSL,
juga wireless (Wi-Fi/hotspot). Beberapa pengguna tingkat lanjut
akan memanfaatkan berbagai aplikasi di internet, termasuk VoIP dan
aplikasi lain yang masih dianggap cukup sensasional bagi sebagian masyarakat
Indonesia. Mereka juga mulai memanfaatkan GPRS untuk akses internet secara
mobile. Pengguna laptop itu
juga mulai memakai PDA yang bisa mendukung akses lewat
Wi-Fi.
Untuk menjaring pengguna internet,
perlu disediakan secara mudah perangkat akses internet mereka, yaitu modem 3G yang ramah. Akuisisi pasar 3G
untuk layanan akses internet harus dibarengi dengan penyediaan
kemudahan di sisi pelanggan, misalnya pengadaan modem 3G
dengan berbagai pilihan slot PCMCIA atau USB atau ethernet untuk akses
melalui laptop secara mobile.
Penyediaan paket-paket layanan khusus harus dibarengi
dengan penyediaan device khusus, seperti misalnya kamera 3G untuk monitoring
keamanan rumah, telepon umum 3G untuk daerah pedesaan, dan sebagainya. Untuk
itu, dengan sendirinya aplikasi di satu sisi juga perlu disediakan. Jadi, dua
hal yang perlu disiapkan secara simultan adalah kesiapan terminal/device dan
aplikasi khusus.
2.3.2 Konsep Strategic
Planning IT Alignment dalam Competitive
Advantage
Daya saing organisasi (perusahaan) bergantung atas proses
pembelajaran organisasi tersebut akan pengetahuan yang mampu menyumbangkan apa
yang akan dicapai dalam organisasi (Hunt: 1999, dalam Kearns dan Lederer:
2001). Sedangkan kesuksesan dalam bisnis
merupakan siklus yang terus berputar dan masa depan tercapainya sukses suatu
organisasi ditentukan oleh pengalaman organisasi tersebut dibandingkan dengan
kesempatan yang diperoleh.
Strategi pengalihan ke bidang IT pada suatu
perusahaan/industi merupakan proses pembelajaran yang mengkombinasikan bisnis
dan pengetahuan akan IT yang mendukung tujuan bisnis itu sendiri (Reich and
Benbasat 1996 dalam Kearns dan Lederer: 2001). Dampak positif penerimaan suatu
perusahaan yang tercipta dari suatu strategi yang mengandalkan keunggulan
kompetitifnya. Pengalihan disini secara eksplisit juga termasuk pengalihan
dalam outcome yang di dalamnya
terdapat rencana bisnis dan rencana IT (Earl 1993; Chan et al. 1997 dalam
Kearns dan Lederer: 2001). Perencanaan strategis secara skematik dapat dilihat
dalam gambar berikut:
Perencanaan strategis yang diterapkan dalam strategi
bisnis dalam suatu perusahaan/organisasi seharusnya berpikir jauh ke depan yang
diwujudkan dalam visi dan misi perusahaan. Pencapaian visi misi tersebut secara
intensif dijabarkan dalam beberapa tujuan pokok yang senantiasa terus
dikembangkan dan dievaluasi dalam aktivitas operasional/bisnis perusahaan.
Berbagai tipe strategi yang diterapkan perlu direncanakan yang tujuan akhirnya
mencapai visi misi perusahaan yang jauh ke depan yang telah ditetapkan.
Perencanaan strategi bisnis ini dipengaruhi oleh budaya yang ada di dalam
perusahaan yang seharusnya tidak menjadi hambatan dan merupakan modal dasar
yang dimiliki oleh masing-masing individu secara bersama-sama mencapai tujuan
perusahaan yang telah ditetapkan. Sedangkan analisis dalam perencanaan strategi
bisnis suatu perusahaan dapat dilihat pada gambar berikut:
Proses evaluasi dalam strategi bisnis yang dimaksud,
yaitu: suatu perusahaan harus melihat core business dan core competencies
dimana perusahaan tersebut akan bermain di pasar, dalam hal ini PT Telkomsel
merupakan perusahaan yang bergerak dalam layanan jasa telekomunikasi terbesar
di Indonesia yang tidak menutup kemungkinan kompetisi di industri
telekomunikasi yang merupakan bisnis utama PT Telkomsel akan semakin banyak
persaingan dari provider/operator telekomunikasi yang masuk di Indonesia.
Dengan melihat bisnis utama dan pasar persaingan dimana bisnis tersebut
dijalankan akan menentukan analisis SWOT (kekuatan, kelemahan, ancaman, dan
kesempatan) yang melihat perusahaan secara internal dan eksternal, dalam hal
ini suatu perusahaan diharapkan dapat melihat kekuatan dirinya sendiri untuk
menjadi keunggulan kompetitif dan seminimal mungkin mengelominir kelemahan yang
dimilikinya. Sedangkan dari sisi eksternal, perusahaan hendaknya melihat
persaingan yang terjadi di lingkungan luar perusahaan baik itu berupa ancaman
dari perusahaan lain maupun kesempatan untuk bekerja sama dengan perusahan
lain.
2.3.3 Strategic
Planning telkomsel dalam menghadapi persaingan Mobile Broadband Internet Service
di Indonesia
Para provider yang bergerak dalam bisnis mobile broadband internet service di Indonesia menyadari
bahwa perang tarif (harga) antar provider sulit dihindari. Kemungkinan para
provider ini harus mengubah pola tarif yang ada secara signifikan dan batas
bawah tarif internet untuk teknologi GSM antar provider kurang lebih tetap sama
per tahunnya. Bagi beberapa operator, tingkat perpindahan pelanggan (churn rate) tetap menjadi perhatian
utama dalam mengeluarkan variasi produk
untuk menarik pelanggan dan menguasai pasar di Indonesia. Tantangan lain untuk
industri mobile
broadbandinternetservice
datang dari inisiatif besar regulator, yaitu:
1. Pertama, penurunan tarif interkoneksi.
2. Kedua, penurunan biaya frekuensi
berbasis bandwidth ketimbang biaya
frekuensi berbasis BTS.
Keduanya
akan berdampak pada penurunan batas bawah tarif telepon seluler.
Telkomselflash merupakan salah satu produk internet mobile broadband service dari
PT Telkomsel layanan
telekomunikasi High Speed Wireless
Broadband. Telkomselflash adalah layanan internet tanpa kabel (wireless) yang disediakan oleh Telkomsel untuk seluruh
pelanggannya (kartuHALO, simPATI dan Kartu As). Layanan ini
didukung dengan teknologi HSDPA/3G/EDGE/GPRS Telkomsel yang
dapat menghasilkan kecepatan download sampai dengan 7.2 Mbps.
Telkomselflash menawarkan suatu pengalaman baru dalam
melakukan koneksi jaringan internet dengan kecepatan tinggi dan lokasi akses
yang dapat dilakukan dimana saja dalam jaringan
HSDPA/3G/EDGE/GPRS Telkomsel.
Telkomselflash memberikan keuntungan-keuntungan kepada pelanggannya, yaitu :
Telkomselflash memberikan keuntungan-keuntungan kepada pelanggannya, yaitu :
1. Mudah Dikontrol
Dengan pilihan paket Unlimited,
dapat digunakan untuk internet sepuasnya tanpa khawatir dengan batasan waktu
dan kelebihan biaya akses. Bagi pengguna kartu prabayar
(simPATI atau Kartu As), bisa lebih mudah mengontrol penggunaan
internet dan pengeluaran anda dengan memilih paket berbasis waktu (Time Based)
2. Fleksibel
Dapat menggunakan & mendaftarkan kartu Telkomsel apa
saja, baik kartuHALO, simPATi ataupun Kartu As.
3. Kecepatan tinggi
Dapat menikmat pengalaman akses internet dengan kecepatan
hingga 7.2 Mbps .
4. Jangkauan jaringan yang luas
Akses internet dimana saja dan kapan saja, dalam jangkauan
jaringan 3G/HSDPA Telkomsel.
Dilihat dari analisis SWOT PT Telkomsel dapat dirinci
sebagai berikut:
1.
Strengths
Dua kekuatan utama yang dimiliki oleh PT Telkomsel adalah
kekuatan finansial dan jaringan infrastruktur. Finansial dan jaringan infrastruktur
merupakan sumber daya fisik. Strategi yang dapat dikembangkan adalah
optimalisasi sumber daya yang dimiliki PT Telkomsel melalui penambahan jaringan
baru.
2.
Weakness
Kelemahan PT Telkomsel adalah SDM yang terlalu banyak dan
posisi sebagai anak perusahaan PT Telkom yang merupakan BUMN yang terikat
dengan kebijakan pemerintah. Untuk mengatasi dua kelemahan tersebut terdapat
perbedaan strategi yang diterapkan. Jumlah SDM yang terlalu banyak dapat
dilakukan dengan optimalisasi SDM dengan meningkatkan nilai tambah SDM melalui
perubahan konsep pengelolaan SDM. Sedangkan posisi sebagai anak perusahaan PT
Telkom dalam kenyataannya bukan merupakan sesuatu yang “given” bagi PT Telkomsel. Kebijakan pemerintah misalnya penundaan
kenaikan tarif telepon, harus disikapi PT Telkomsel melalui alternatif
pembiayaan lain.
3.
Opportunities
Peluang yang dapat dikembangkan oleh PT Telkomsel adalah
perkembangan internet yang pesat, minimnya masyarakat yang telah memiliki akses
internet broadband, perubahan regulasi informasi dan transaksi elektronis,
operator lain dengan kualitas rendah, dan wilayah pemasaran yang belum
dijangkau. Kelima peluang tersebut merupakan perubahan lingkungan yang cepat
atas kebutuhan teknologi informasi. PT Telkomsel mengantisipasi melalui integrasi
pembangunan dan konfigurasi internal dan eksternal melalui fleksibilitas produk
baru, yaitu menawarkan produk dengan fasilitas lebih.
4.
Threat
Ancaman yang perlu diantisipasi oleh PT Telkomsel adalah
perkembangan teknologi telepon seluler, situasi politik, ancaman keamanan atas
aset TI, dan persaingan industri sejenis. Keempat ancaman tersebut diantisipasi
dengan menerapkan strategi yang berbeda-beda. Perkembangan teknologi seluler
merupakan ancaman bagi teknologi fixed phone. PT Telkomsel tidak meninggalkan
bisnis fixedphone tersebut, tetapi
dengan mengakuisisi perusahaan yang bergerak dalam bidang telepon seluler.
Akuisisi merupakan bentuk respon untuk memenangkan persaingan.
Strategic Planning yang harus dipersiapkan Telkomsel dalam
menghadapi persaingan internet mobile
broadband service di Indonesia, antara lain:
1. Kota-kota besar (24 kota besar) di
Indonesia yang selama ini menjadi parameter kualitas layanan harus terpenuhi
baik dari redudancy, throughtput maupun
dropcall artinya layanan tidak boleh putus.
2. Terobosan yang dilakukan telkomsel
dengan jangkauan area dan market pasar yang lebih luas untuk memuaskan
pelangganya yaitu dengan penambahan frekunsi 3G yang di namakan Next Generation Flash, yang merupakan
peningkatan teknologi HSDPA (High Speed Downlink
Packet Access) 7,2 Mbps ke teknologi HSPA+ (High Speed Packet Access +), di mana teknologi wireless broadband ini mampu menghadirkan
kecepatan akses data hingga 21 Mbps.
3. Untuk membangun jaringan broadband, Telkomsel melakukan investasi
yang yang sangat besar, Telkomsel menyiapkan sekitar 500 miliar US dollar per
tahun agar layanan mobile broadband
bisa tersedia dengan maksimal dan untuk menghadapi persaingan meraih pelanggan
dengan perang tarif.
Kesimpulan
Perkembangan dalam pelayanan internet akan semakin pesat
dengan mulai populernya akses mobile
internet broadband service melalui jaringan cellular. Kecepatan yang lebih tinggi dan tarif yang mulai menurun
akan menjadikan akses melalui mobile
internet akan menjadi pesaing potrensial bagi akses intenet lainnya. Untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat akan internet yang bisa diakses dimanapun dan
kapanpun maka provider telekomunikasi berlomba-lomba untuk menawarkan produk
layanan internet dengan berbagai macam pilihan paket, hal ini menguntungkan
pelanggan karena banyak opsi yang bisa dipilih.Dengan semakin panasnya
persaingan di dunia telekomunikasi bukan semakin memperjelek fasilitas dan
layanan tetapi dengan adanya keadaan seperti ini akan memacu para penyedia jasa
internet untuk semakin lebih memperhatikan kenyamanan penggunanya.
Perencanaan strategi PT Telkomsel dalam memahami aspek proses
dan outcome dalam strategi pengalihan
IT untuk menarik pelanggan sebanyak-banyaknya dan menguasai pasar internet moobile broadband service di
Indonesia dengan memanfaatkan keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh
telkomsel yaitu adanya jaringan yang paling luas diantaranya provider/operator
lain yang hampir menjangkau seluruh wilayah di Indonesia. Hal ini, harus
didukung investasi belanja modal PT Telkomsel dalam pengalihan teknoologi yang
semakin canggih, sehingga kaluhan kestabilan sinyal maupun kecepatan internet
yang merupakan faktor utama selain persaingan harga yang diinginkan oleh
masyarakat sebagai pengguna jasa internet.
Referensi:
Grover S. Kearns dan Albert L. Lederer. 2001. Strategic It
Alignment: A Model For Competitive
Advantage. Twenty-Second International Conference on Information Systems
Berusaha Lebih Baik Ke Depan: Manstra >>>>> Download Now
BalasHapus>>>>> Download Full
Berusaha Lebih Baik Ke Depan: Manstra >>>>> Download LINK
>>>>> Download Now
Berusaha Lebih Baik Ke Depan: Manstra >>>>> Download Full
>>>>> Download LINK oe