Rabu, 11 Juli 2012

ManStra


Strategic Planning Telkomsel dalam menghadapi Persaingan Internet Mobile Broadband Internet Service

1.1. Latar Belakang
Seiring dengan semakin derasnya arus globalisasi, yang didalamnya dituntut adanya pertukaran informasi yang semakin cepat antar daerah dan negara, membuat peranan telekomunikasi menjadi sangat penting. Tingginya penetrasi internet di Indonesia belakangan ini mendorong para penyedia layanan paket data berlomba-lomba menggaet pelanggan. Beragam strategi pun digelar. Pasar mobile broadband internet service semakin meningkat. Hal ini terbukti dengan pertumbuhan pengakses internet yang meningkat cukup tinggi. Internet sudah menjadi kebutuhan signifikan bagi masyarakat modern. Survei yang dilakukan Ericsson pada tahun 2009 menunjukkan penetrasi teknologi mobile broadband internet service bertumbuh 60 persen.
Mobile broadband internet service memberikan pendapatan yang signifikan bagi masing-masing perusahaan telekomunikasi. Realisasi tingginya potensi penerimaan pada mobile broadband internet service pada semua perusahaan telekomunikasi di Indonesia yang sama-sama sedang meluncurkan mobile broadband internet service untuk melayani para pelanggan mereka, seperti Telkomsel, Indosat, XL, Smart Telecom, 3 dan para pesaing lain untuk mencapai sebanyak mungkin pendapatan dari para pelanggannyan. Telkomsel, Indosat, XL, Samrt, 3 dan perusahaan yang bergerak di industri mobile broadband internet service berlomba-lomba memperkenalkan berbagai variasi dari mobile broadband internet service dan produknya untuk mengakomodasi permintaan para pelanggan. Di sinilah beberapa mobile broadband internet service jasa dan produknya berlomba-lomba untuk meraih pasar di Indonesia Indonesia.
Pasar ini diperebutkan oleh para provider dengan berlomba menggaet sebanyak-banyaknya pelanggan dalam ragam strategi. Dari bermain di aspek harga sampai aspek kualitas dan kecepatan untuk mendukung aktivitas berselancar di dunia maya. Kebanyakan provider berasal dari industri jasa seluler. Empat di antaranya yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu: Telkomsel Flash (Telkomsel), IM2 (indosat), XL (Excelcomindo), dan pendatang baru 3 (tri).
Pasar GSM, pada tahun 2011 menguasai 85 persen total pasar selular di Indonesia, saat ini dilayani oleh lima operator, yaitu Telkomsel, XL, Indosat, Hutchison (3), dan Axis. Tiga operator terbesar, yaitu Telkomsel, XL, dan Indosat, secara kolektif menikmati 90 persen pangsa pasar sendiri dari total pelanggan GSM, termasuk 75 persen di antaranya adalah pelanggan korporat (enterprise). Pasar persaingan industri internet mobile broadband service di Indonesia yang didominasi oleh 3 operator besar dan beberapa operator baru yang masuk menyebabkan masyarakat dihadapkan oleh beberapa pilihan untuk memenuhi kebutuhannya akan internet yang cepat dan sinyal stabil dengan harga yang relatif bersaing yang mudah untuk dikoneksikan dimanapun kita berada. Pasar pada industri ini menuju ke arah pasar persaingan sempurna meskipun di Indonesia peran pemerintah sebagai regulator tidak dapat dikesampingkan, namun masyarakat modern Indonesia yang melek teknologi mempunyai beberapa pilihan dalam menggunakan teknologi mobile internet.
Produk internet mobile access dilakukan melalui jaringan telepon seluler baik GSM melalui teknologi Global Packet Radio Service (GPRS) dan EnhancedDatarate GSM Evolution (EDGE). Selain itu pelayanan mobile internet juga tersedia pada telepon seluler dengan teknologi CDMA.Dengan adanya teknologi 3G, para pemain seperti Telkomsel, Indosat M2 dan XL bisa melayani akses internet melalui telepon seluler berbasis teknologi GSM melalui teknologi high-speed downlink packet access (HSDPA).
Telkomsel yang merupakan anak perusahaan dari Telkom Group dan perusahaan jasa teknologi terbesar yang menguasai pasar di Indonesia mulai menghadapi persaingan dari operator yang bergerak di industri internet mobile broadband service. Masing–masing operator yang bermain dalam industri ini harus membangun strategi yag kreatif dalam menarik pelanggan sebanyak-banyaknya dan telkomsel sebagai pemain lama dalam industri ini yang sahamnya sebagian besar merupakan saham pemerintah melalui PT Telkom harus siap dalam menghadapi persiangan internet mobile broadband service yang semakin ketat.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini kaitannya dengan keselarasan strategi bisnis dan Teknologi Informasi, yaitu “Bagaimana strategi bisnis yang diterapkan Telkomsel menghadapi persaingan Internet Mobile Broaband Service di Indonesia dalam mengembangkan usahanya dengan menggunakan Teknologi Informasi (TI)?”

1.3 Tujuan Penelitian
  1. Mengetahui fungsi TI yang bisa digunakan untuk mendukung strategi bisnis.
  2. Mengetahui startegi yang diterapkan dalam menghadapi persaingan bisnis.

1.4 Batasan Penelitian
Pada makalah ini, kita hanya akan membahas persaingan Internet Mobile Broaband Service untuk teknomlogi GSM (Global System for Mobile Communication). Sebenarnya ada beberapa provider GSM yang masuk di Indonesia, namun provider yang menguasai pasar teknologi ini di Indonesia yang akan dibahas pada makalah ini hanya 4 provider, yaitu Telkomsel, Indosat, XL, dan provider baru yang pertumbuhannya cukup signifikan beberapa tahun ini terutama di kota-kota besar, yaitu 3 (tri). Penelitian dalam makalah ini juga tidak membahas Internet Mobile Broaband Service untuk teknologi CDMA (EVDO) dan teknolgi fixnet (cable internet) yang saat ini  juga menjadi pilihan masyarakat Indonesai terutama di  kota-kota besar karena sinyaknya  lebih stabil.

2.1 Profil Telkomsel
PT Telkomsel adalah sebuah perusahaan operator telekomunikasi seluler di Indonesia merupakan anak perusahaan Telkom Group yang berfokus pada pelayanan telepon bergerak dengan beberapa paket pilihan sesuai dengan kebutuhan pelanggan, yaitu pra bayar dan pasca bayar. Telkomsel merupakan operator telekomunikasi seluler GSM kedua di Indonesia, dengan layanan paska bayarnya yang diluncurkan pada tanggal 26 Mei 1995. Waktu itu kepemilikan saham Telkomsel adalah PT Telkom (51%) dan PT Indosat (49%). Kemudian pada November 1997 Telkomsel menjadi operator seluler pertama di Asia yang menawarkan layanan prabayar GSM. Telkomsel ini mengklaim sebagai operator telekomunikasi seluler terbesar di Indonesia, hingga Juni 2010, Telkomsel dipercaya melayani 88,3 juta pelanggan, menjadikan Telkomsel sebagai pemimpin pasar di industri telekomunikasi selular dengan pangsa pasar sekitar 50 persen.
Telkomsel memiliki tiga produk GSM, yaitu SimPATI (prabayar), KartuAS (prabayar), serta KartuHALO (paskabayar). Saat ini saham Telkomsel dimiliki oleh Telkom (65%) dan perusahaan telekomunikasi SingapuraSingTel (35%). Telkom merupakan BUMN Indonesia yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia, sedang SingTel merupakan perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Singapura. Telkomsel bekerja pada jaringan 900/1800 MHz.
Sebagai operator selular yang memiliki visi “Best and Leading Mobile Lifestyle and Solutions Provider in the Region”, Telkomsel menyediakan ragam pilihan layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan melalui produk paskabayar kartuHALO maupun prabayar simPATI dan Kartu As. Komitmen kuat Telkomsel dalam menghadirkan layanan mobile lifestyle yang semakin berkualitas sangat jelas terlihat dengan secara konsisten mengimplementasikan roadmap teknologi selular terkini, yakni 3G, HSDPA, HSPA, HSPA+, serta Long Term Evolution. Tahun 2011 Telkomsel mengembangkan jaringan mobile broadband dengan mencanangkan 24 kota besar sebagai broadband city. Sebagai pemimpin di industri telekomunikasi selular, Telkomsel telah menggelar 34.000 Base Transceiver Station termasuk lebih dari 6.000 Node B yang menjangkau 95 persen wilayah populasi Indonesia. Seiring diselesaikannya program Universal Service Obligation yang diamanahkan pemerintah untuk menggelar jaringan di 25.000 desa, maka layanan Telkomsel menjangkau hampir 100 persen wilayah populasi Indonesia. Bahkan kenyamanan berkomunikasi pelanggan Telkomsel yang sedang berada di luar negeri tetap terjamin berkat dukungan 403 mitra operator international roaming dan 300 mitra operator data roaming di lebih dari 200 negara di seluruh belahan dunia.
 Dengan cakupan jaringan terbesar di Indonesia, mencapai lebih dari 95% total populasi wilayah Indonesia, jaringan Telkomsel telah menjangkau hingga seluruh provinsi, kabupaten, dan hampir seluruh wilayah kecamatan di Indonesia. Sebagai pemimpin pasar layanan broadband, Telkomsel menjadi yang petama kali meluncurkan “Next Generation Flash HSPA+, yang mana akan diimplementasi-kan di 24 kota di seluruh Indonesia pada akhir tahun 2010.

2.2 Persaingan Mobile Broadband Internet Service
Tingkat persaingan Mobile Broadband Internet Service di indonesia yang cukup tinggi dalam tiga tahun terakhir ini, menyebabkan semua operator telekomunikasi melakukan promosi penurunan tarif. Tren penurunan tarif yang dilakukan sejak tahun 2008 itu, tidak terlepas dari perkembangan teknologi, yang mendorong turunnya investasi per pelanggan. Dengan kondisi di mana seluruh operator telah memberlakukan tarif yang sangat murah dan relatif sama, maka persaingan bisnis telekomunikasi pada tahun-tahun mendatang tetap akan mengutamakan kualitas layanan yang berfokus pada peningkatan kapasitas dan kualitas jaringan (network) serta pelayanan pelanggan (customerservice) untuk meraih jumlah pelanggan.
Industri telekomunikasi di Indonesia pada tahun 2011 terus mengalami pertumbuhan. Ini ditandai dengan pesatnya pertumbuhan pesat sejumlah opereator telekomunikasi. Perusahaan provider telekomunikasi di Indonesia seperti Telkomsel, Indosat, XL Axiata, dan Hutchison mempunyai catatan jumlah pelanggan dan pangsa pasar penyedia jasa internet yang sangat besar di Indonesia ini. Untuk produk Telkomsel Flash tercatat mempunyai 4,278 juta pelanggan yang meningkat sebesar 43,8% dari tahun 2009 dengan penguasaan pangsa pasar mencapai 64% di akhir kuartal ketiga tahun 2010. Untuk jumlah pelanggan indosat dengan produk IM2 mempunyai 0,7 juta dan ditargetkan akan meningkat sebesar 40% di tahun 2011. Sementara itu XL mampu menembus 0,4 juta pelanggan dengan paket internetnya (paket Pay as You Use, Volume Base. Unlimited, dsb). Untuk jumlah keseluruhan pelanggan di penghujung tahun 2010, Telkomsel mampu menembus angka sebesar 93 juta, Indosat mencatat pelanggan sebesar 39,7 jta dan XL sebesar 38,5 juta. Angka-angka tersebut menjadi tolak ukur keeksisan sebuah provider yang menyediakan jasa internet dalam menggaet pelanggan.

2.2.1 Telkomsel
Telkomsel menyediakan layanan 3G, yang memungkinkan pengguna men-download video serta menjelajahi internet dengan kecepatan tinggi. Telkomsel adalah operator pertama yang menyediakan layanan seperti ini. Salah satu produk mobile broadband internet service dari Telkomsel adalah Telkomsel Flash yang merupakan layanan 3.5G berteknologi HSDPA dengan kecepatan maksimal hingga 3,6 Mbps. Saat ini jaringan 3G Telkomsel tersedia untuk 80 kota, 3.5G di 20 kota, dan GPRS/EDGE di seluruh pelosok Indonesia. TelkomselFlash yang dikembangkan oleh anak usaha, Telkomsel,  didukung dengan teknologi HSDPA/3G/EDGE/GPRS   yang dapat menghasilkan kecepatan download sampai dengan 7.2 Mbps. Dari data penjualan, paket bundling modem TelkomselFlash, sepanjang tahun 2010 melonjak lebih dari 200 persen dibandingkan tahun 2009. Pelanggan layanan ini   mencapai lebih dari 4 juta pengguna. 

2.2.2 Indosat
PT Indosat Tbk., sebelumnya bernama PT Indonesian Satellite Corporation Tbk., adalah sebuah perusahaan penyelenggara jalur telekomunikasi di Indonesia. Indosat merupakan perusahaan telekomunikasi dan multimedia terbesar kedua di Indonesia untuk jasa seluler (MentariMatrix,IM3StarOne). Saat ini, komposisi kepemilikan saham Indosat adalah: Publik (45,19%), Qatar Telecom QSC (40,37%), serta Pemerintah Republik Indonesia (14,44%), termasuk saham Seri A. Indosat juga mencatatkan sahamnya di Bursa Efek JakartaBursa Saham Singapura, serta Bursa Saham New York.
Pada akhir tahun 2002 Pemerintah Indonesia menjual 41,94% saham Indosat ke Singapore Technologies Telemedia Pte. Ltd.. Dengan demikian, Indosat kembali menjadi PMA. Pada bulanNovember 2003 Indosat mengakuisisi PT SatelindoPT IM3, dan Bimagraha.
Indosat Mega Media (IndosatM2) sebuah perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh PT Indosat Tbk, penyelenggara jasa telekomunikasi terkemuka di Indonesia, beroperasi secara penuh sejak tahun 2000 dalam membangun dan menerapkan jasa dan produk berbasis IP, internet dan multimedia di Indonesia.
IndosatM2 melayani empat segmen pelanggan: korporasi (besar, menengah, dan kecil), pemerintah, institusi, residensial dan perorangan. Layanan korporasi dan institusi meliputi jaringan Virtual Private Network (VPN), sambungan langsung ke backbone internet internasional, serta penyedia layanan multimedia
12.  IM2 Pay TV
Indosat juga menghadirkan layanan internet broadband untuk kartu Indosat Anda (IM3, Mentari atau Matrix), layanan paket data unlimited kecepatan tinggi hingga 1 Mbps untuk aktivitas berinternet seperti  e-mail, chatting, downloading, blogging, browsing dll dengan beragam paket pilihan sesuai kebutuhan, akses yang mudah dan tarif yang terjangkau.
Teknologi internet mobile service terbaru dari Indosat adalah “Indosat Mobile, khususnya bagi kalangan karyawan dan wirausahawan. Kalangan karyawan dan wirausahawan tidak perlu khawatir dalam berkomunikasi dan membuat panggilan telepon ke semua operator di saat jam kantor untuk mendukung produktifitas pekerjaan. Kelebihan lain yang diberikan Indosat Mobile adalah  layanan Indosat World, yaitu layanan portal terintegrasi yang memudahkan pelanggan untuk mengakses berbagai layanan seperti onlineregistration, info balance/tagihan, news, info financial, m-banking dan games melalui ponsel.
Hingga saat ini layanan 3,5 G Indosat telah dapat dinikmati 26 kota yaitu Jabodetabek, Banda Aceh, Medan, Batam, Palembang, Bandung, Cirebon, Semarang, Purwokerto, Yogyakarta, Solo, Cilacap, Cepu, Salatiga, Kudus, Jepara, Magelang, Surabaya, Malang, Kediri, Jember, Denpasar, Balikpapan, Samarinda, Banjarmasin, dan Makassar. Indosat tidak bergerak sendirian dalam merebut pasar mobilebroadband. PT Indosat Mega Media (IM2) sebagai anak perusahaan juga sangat agresif meraih pasar.

2.2.3 XL
PT Excelcomindo Pratama Tbk, atau disingkat XL, adalah sebuah perusahaan operator telekomunikasi seluler di Indonesia. XL mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 8 Oktober1996, dan merupakan perusahaan swasta pertama yang menyediakan layanan telepon seluler di Indonesia. XL memiliki dua lini produk GSM, yaitu XL Prabayar dan XL Pascabayar. Selain itu XL juga menyediakan layanan korporasi yang termasuk Internet Service Provider (ISP) dan VoIP. Pemegang saham XL saat ini adalah: Indocel Holding Sdn. Bhd. (67,02%), Khazanah Nasional Berhad (16,81%), Emirates Telecomunications Corp. (ETISALAT) International Indonesia Ltd. (15,97%), dan AIF (Indonesia) Limited (7,38%).
XL Business Solutions adalah penyedia solusi telekomunikasi terintegrasi dengan kemampuan memfasilitasi layanan telekomunikasi yang efektif dan efisien sesuai dengan fungsi tumbuh  dan kebutuhan berbagai industri. Perusahaan mulai melayani pasar korporasi sejak Tahun 2001 seiring dengan meningkatnya kebutuhan pasar korporat untuk data dan solusi suara. Pada Tahun 2003, XL membuat keputusan konkret untuk serius mengembangkan dan melayani pasar perusahaan dengan mendirikan badan khusus bernama XL Business Solutions. Dalam kuartal 3 Tahun 2009, XL Business Solutions telah melayani lebih dari 2.965 pelanggan korporat di seluruh negeri, yang sebagian besar (99%) adalah perusahaan menengah dan besar.
Salah satu layanan XL yaitu XL internet service yang menyediakan layanan komunikasi data melalui internet dengan biaya, kecepatan, kuota yang bervariasi, antara lain internet bulanan unlimited yang memberikan kuota 1 GB dan kecepatan 512 Kbps dengan biaya bulanan Rp99.000,00.
Untuk meningkatkan kapasitasnya sejauh ini XL sedang mengupayakan mendapatkan licence frekuensi 3G dengan melakukan negoisasi harga license frekuensi 3G dari pemerintah, yang mencapai Rp160 miliar. Strategi dalam memaksimalkan layanan inilah yang menjadi kunci keberhasilan operator meraihrevenue. Peluang broadband sangat besar, tetapi XL akan tetap fokus pada layanan seluler yang lengkap, seperti broadband internet. XL tidak terlalu berambisi mengembangkan layanan internet dengan modem, meskipun tetap disediakan dan akan berfokus pada layanan smallscreen, yaitu di saat mobile orang menggunakan XL. XL berupaya semaksimal mungkin menyediakan konten yang laris manis, pendapatan usaha XL dari konten sejauh ini mencatat angka yang sangat lumayan, konten memberikan 12 persen revenue dari totalpendapatan XL yang mencapai hampir 2 triliun rupiah di 2009. Namun, hambatan yang dialami oleh PT XL yaitu keterbatasan kapasitas layanan, ketika tidak mendapatkan tambahan alokasi frekuensi 3G, sehingga menyebabkan PT XL menahan ekspansi penjualan mobile broadband sebagai salah satu pendapatan dari layanan data.

2.2.4 Three ( 3 )
3 (baca: tri) merupakan salah satu produk layanan telekomunikasi yang disediakan oleh PT. Hutchison CP Telecommunications ("HCPT") yang beroperasi dengan lisensi nasional 2G/GSM 1800 Mhz dan 3G/WCDMA di Indonesia. HCPT merupakan anggota dari grup Hutchison Asia Telecom yang meliputi layanan telekomunikasi bergerak di indonesia, Vietnam, dan Sri Lanka. Hutchison Asia Telecom merupakan bagian penting dari divisi telekomunikasi Hutchison Whampoa Group yang membawahi grup 3 yang mengoperasikan layanan 3G di Australia, Austria, Denmark, Hong Kong, Irlandia, Italia, Macau, Swedia dan Inggris. Merek yang dibaca tri itu adalah salah satu merek telekomunikasi seluler yang digunakan oleh Hutchison Group di Eropa, Asia, dan Australia. Produk bermerek 3 telah beroperasi di Hong Kong, Australia, Inggris, Italia, Irlandia, Austria, Swedia, dan Denmark.
Untuk sinyal, provider 3 tidak begitu bagus dan jaringan belum begitu luas. Kalau di kota-kota besar (semisal: di Jogja) sinyalnya bagus, namun di pinggiran kota dan masuk rumah sinyal tidak cukup bagus. Coverage jaringan 3 belum tersebar ke seluruh kota-kota besar di Indonesia.
Apabila aktivitas kita menuntut kita untuk mobile, kita lebih baik memilih untuk menggunakan layanan internet mobile yang banyak disediakan oleh ISP yang bekerjasama dengan provider telepon seluler maupun ISP yang diselenggarakan oleh provider telepon selular itu sendiri yang berupa sambungan GPRS, EDGE, 3G, 3.5G, HSDPA (GSM) salah satunya paket internet yang disediakan oleh provider jaringan 3.
Secara umum, provider 3 sebagai ISP menawarkan paket sambungan internet berbasis waktu (timebased) dan berbasis volume (volume/content base). Paket berbasis waktu adalah paket sambungan internet yang mendasarkan perhitungan tarifnya berdasarkan durasi sambungan internet tanpa mempertimbangkan besarnya data yang kita download ataupun kita upload, sedangkan paket berbasis volume adalah paket sambungan internet yang mendasarkan perhitungan tarifnya berdasarkan banyaknya volume data yang kita gunakan tanpa mempertimbangkan durasi atau waktu kita menggunakan sambungan internet.
Sebagai salah satu provider penyediaan jasa internet memberikan pilihan layanan paket data internet yang bisa kita pilih dan digunakan sesuai dengan kebutuhan. Berikut ini beberapa paket internet yang disediakan 3, beserta tarif dan batas kuota data paket internet 3 (per 16 Juni 2011):
1.   Paket Internet 500MB (Harga/Tarif: Rp35.000 per bulan dan kuota Data: 500 Megabyte)
2.    Paket Internet 1GB (Harga/Tarif: Rp50.000 per bulan dan kuota Data: 1 Gigabyte)
3.    Paket Internet 2GB (Harga/Tarif: Rp75.000 per bulan dan kuota Data: 2 Gigabyte)
4.    Paket Internet 5GB (Harga/Tarif: Rp125.000 per bulan dan kuota Data: 5 Gigabyte)
Dari informasi yang peroleh memang ada beberapa informasi yang belum disampaikan, antara lain tentang kecepatan yang ditawarkan, yaitu kecepatan menyesuaikan dengan jaringan GSM 3 yang ada di setiap daerah (untuk HSDPA tersedia di kota Jakarta dan Surabaya, sedangkan 3G selain dua kota tersebut ditambah lagi kota Denpasar, itu informasi berdasar website resmi GSM 3, sedangkan untuk kota lain tersedia jaringan EDGE atau 2,5G).
Untuk jatah bandwidth mengikuti paket yang kita pilih, jika kita masih dalam batas quota maka kecepatan yang kita peroleh adalah sesuai dengan jaringan yang kita dapatkan (HSDPA, 3G, atau EDGE), lewat dari quota maka kecepatan akan diturunkan menjadi maksimal 64 kbps (berlaku untuk semua paket).
Ada lagi informasi yang belum disampaikan baik di iklan ataupun di website resmi GSM 3, yaitu setelah kita melakukan registrasi bukan berarti kita sudah bisa berinternet unlimited, tapi tunggu sampai kita mendapatkan jawaban balik (reply) yang menyatakan bahwa paket internet yang kita pilih sudah aktif dan juga informasi penggantian APN, username, dan password dengan 3data untuk mendapatkan kecepatan HSPA (High Speed Packet Access) di wilayah tertentu yang dengan jaringan yang mendukung.

2.3  Konsep Strategic Planning IT
2.3.1 Teknologi GSM dalam Persaingan Mobile BroadbandAccessdi Indonesia
Teknologi GSM dalam persaingan internet mobile broadband service di Indonesia saat ini telah mengadopsi teknologi generasi ketiga (3G). 3G adalah teknologi generasi ketiga selular. Generasi 1 diwakili oleh teknologi AMPS (Advanced Mobile Phone System) yang berkembang di Amerika Serikat dan TACS (Total Access Communication Service) di Eropa. Teknologinya yang menggunakan sistem analog ini baru bisa melayani komunikasi suara. Generasi 2, inilah mulainya era GSM (GlobalSystem for Mobile Communication), telah menggunakan teknologi digital dan bisa melayani komunikasi SMS (short message service). Kecepatan transfer datanya 9600 bps (bit per second). Generasi 2.5, dengan kemampuan transfer data lebih besar, memperkenalkan layanan GPRS (General Packet Radio Service) dan EDGE (Enhanced Data Rates for GSM Evolution). Generasi 3 dengan sistem UMTS (Universal Mobile Telecommunication System) dan WCDMA (Wideband Coded Division Multiple Access) sudah bisa melayani multimedia secara baik seperti internet dan video call karena kemampuan transfer datanya bisa mencapai 2 Mbps.
Saat ini, provider broadband access di Indonesia untuk masing-masing jenis teknologi adalah sebagai berikut:
 
Wi-Fi pada frekuensi 2.4 GHz telah dibebaskan penggunaannya. Penggunaan pemancar 2.4 GHz sudah marak di Indonesia terutama untuk keperluan Warung Internet (Warnet) dan Komunitas (RT/RW Net), juga perusahaan kecil & menengah, dan dunia pendidikan. Titik-titik hotspot di beberapa kota besar di Indonesia (di mall, ruang tunggu bandara, hotel, tempat makan, taman, masjid, dan kompleks perumahan) mulai menjamur dengan akses berbayar maupun tidak. Semua itu memanfaatkan teknologi Wi-Fi.
3G lebih populer di kalangan masyarakat Indonesia sebagai fitur handphone GSM. (Meskipun sebenarnya 3G juga ada dalam teknologi CDMA 1X). Bagi beberapa pengguna tingkat lanjut (advance), fitur ini bisa dimanfaatkan lebih optimal, termasuk untuk aksesinternet. Semenjak era 2.5G pun, mereka mungkin telah memanfaatkan GPRS untuk akses internet meskipun dengan kecepatan terbatas.
Sementara itu, pengguna PC dan laptop di Indonesia yang mendambakan akses internet murah (dan kencang), sudah lebih dahulu ramah dengan teknologi akses sebelumnya, seperti dial-up, kabel, x-DSL, juga wireless (Wi-Fi/hotspot). Beberapa pengguna tingkat lanjut akan memanfaatkan berbagai aplikasi di internet, termasuk VoIP dan aplikasi lain yang masih dianggap cukup sensasional bagi sebagian masyarakat Indonesia. Mereka juga mulai memanfaatkan GPRS untuk akses internet secara mobile. Pengguna laptop itu juga mulai memakai PDA yang bisa mendukung akses lewat Wi-Fi.
Untuk menjaring pengguna internet, perlu disediakan secara mudah perangkat akses internet mereka, yaitu modem 3G yang ramah. Akuisisi pasar 3G untuk layanan akses internet harus dibarengi dengan penyediaan kemudahan di sisi pelanggan, misalnya pengadaan modem 3G dengan berbagai pilihan slot PCMCIA atau USB atau ethernet untuk akses melalui laptop secara mobile.
Penyediaan paket-paket layanan khusus harus dibarengi dengan penyediaan device khusus, seperti misalnya kamera 3G untuk monitoring keamanan rumah, telepon umum 3G untuk daerah pedesaan, dan sebagainya. Untuk itu, dengan sendirinya aplikasi di satu sisi juga perlu disediakan. Jadi, dua hal yang perlu disiapkan secara simultan adalah kesiapan terminal/device dan aplikasi khusus.

2.3.2 Konsep Strategic Planning IT Alignment dalam Competitive Advantage
Daya saing organisasi (perusahaan) bergantung atas proses pembelajaran organisasi tersebut akan pengetahuan yang mampu menyumbangkan apa yang akan dicapai dalam organisasi (Hunt: 1999, dalam Kearns dan Lederer: 2001). Sedangkan  kesuksesan dalam bisnis merupakan siklus yang terus berputar dan masa depan tercapainya sukses suatu organisasi ditentukan oleh pengalaman organisasi tersebut dibandingkan dengan kesempatan yang diperoleh.
Strategi pengalihan ke bidang IT pada suatu perusahaan/industi merupakan proses pembelajaran yang mengkombinasikan bisnis dan pengetahuan akan IT yang mendukung tujuan bisnis itu sendiri (Reich and Benbasat 1996 dalam Kearns dan Lederer: 2001). Dampak positif penerimaan suatu perusahaan yang tercipta dari suatu strategi yang mengandalkan keunggulan kompetitifnya. Pengalihan disini secara eksplisit juga termasuk pengalihan dalam outcome yang di dalamnya terdapat rencana bisnis dan rencana IT (Earl 1993; Chan et al. 1997 dalam Kearns dan Lederer: 2001). Perencanaan strategis secara skematik dapat dilihat dalam gambar berikut:
 
 Perencanaan strategis yang diterapkan dalam strategi bisnis dalam suatu perusahaan/organisasi seharusnya berpikir jauh ke depan yang diwujudkan dalam visi dan misi perusahaan. Pencapaian visi misi tersebut secara intensif dijabarkan dalam beberapa tujuan pokok yang senantiasa terus dikembangkan dan dievaluasi dalam aktivitas operasional/bisnis perusahaan. Berbagai tipe strategi yang diterapkan perlu direncanakan yang tujuan akhirnya mencapai visi misi perusahaan yang jauh ke depan yang telah ditetapkan. Perencanaan strategi bisnis ini dipengaruhi oleh budaya yang ada di dalam perusahaan yang seharusnya tidak menjadi hambatan dan merupakan modal dasar yang dimiliki oleh masing-masing individu secara bersama-sama mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Sedangkan analisis dalam perencanaan strategi bisnis suatu perusahaan dapat dilihat pada gambar berikut:
 
Proses evaluasi dalam strategi bisnis yang dimaksud, yaitu: suatu perusahaan harus melihat core business dan core competencies dimana perusahaan tersebut akan bermain di pasar, dalam hal ini PT Telkomsel merupakan perusahaan yang bergerak dalam layanan jasa telekomunikasi terbesar di Indonesia yang tidak menutup kemungkinan kompetisi di industri telekomunikasi yang merupakan bisnis utama PT Telkomsel akan semakin banyak persaingan dari provider/operator telekomunikasi yang masuk di Indonesia. Dengan melihat bisnis utama dan pasar persaingan dimana bisnis tersebut dijalankan akan menentukan analisis SWOT (kekuatan, kelemahan, ancaman, dan kesempatan) yang melihat perusahaan secara internal dan eksternal, dalam hal ini suatu perusahaan diharapkan dapat melihat kekuatan dirinya sendiri untuk menjadi keunggulan kompetitif dan seminimal mungkin mengelominir kelemahan yang dimilikinya. Sedangkan dari sisi eksternal, perusahaan hendaknya melihat persaingan yang terjadi di lingkungan luar perusahaan baik itu berupa ancaman dari perusahaan lain maupun kesempatan untuk bekerja sama dengan perusahan lain.

2.3.3 Strategic Planning telkomsel dalam menghadapi persaingan Mobile Broadband Internet Service di Indonesia
Para provider yang bergerak dalam bisnis mobile broadband internet service di Indonesia menyadari bahwa perang tarif (harga) antar provider sulit dihindari. Kemungkinan para provider ini harus mengubah pola tarif yang ada secara signifikan dan batas bawah tarif internet untuk teknologi GSM antar provider kurang lebih tetap sama per tahunnya. Bagi beberapa operator, tingkat perpindahan pelanggan (churn rate) tetap menjadi perhatian utama dalam mengeluarkan variasi  produk untuk menarik pelanggan dan menguasai pasar di Indonesia. Tantangan lain untuk industri mobile broadbandinternetservice datang dari inisiatif besar regulator, yaitu:
1.    Pertama, penurunan tarif interkoneksi.
2. Kedua, penurunan biaya frekuensi berbasis bandwidth ketimbang biaya frekuensi berbasis BTS.
Keduanya akan berdampak pada penurunan batas bawah tarif telepon seluler.
Telkomselflash merupakan salah satu produk internet mobile broadband service dari PT Telkomsel layanan telekomunikasi High Speed Wireless Broadband. Telkomselflash adalah layanan internet tanpa kabel (wireless) yang disediakan oleh Telkomsel untuk seluruh pelanggannya (kartuHALO, simPATI dan Kartu As). Layanan ini didukung dengan teknologi HSDPA/3G/EDGE/GPRS Telkomsel yang dapat menghasilkan kecepatan download sampai dengan 7.2 Mbps.
Telkomselflash menawarkan suatu pengalaman baru dalam melakukan koneksi jaringan internet dengan kecepatan tinggi dan lokasi akses yang dapat dilakukan dimana saja dalam jaringan HSDPA/3G/EDGE/GPRS Telkomsel.
Telkomselflash memberikan keuntungan-keuntungan kepada pelanggannya, yaitu :
1.      Mudah Dikontrol
Dengan pilihan paket Unlimited, dapat digunakan untuk internet sepuasnya tanpa khawatir dengan batasan waktu dan kelebihan biaya akses.  Bagi pengguna kartu prabayar (simPATI atau Kartu As), bisa lebih mudah mengontrol penggunaan internet dan pengeluaran anda dengan memilih paket berbasis waktu (Time Based)
2.      Fleksibel
Dapat menggunakan & mendaftarkan kartu Telkomsel apa saja, baik kartuHALO, simPATi ataupun Kartu As.
3.      Kecepatan tinggi
Dapat menikmat pengalaman akses internet dengan kecepatan hingga 7.2 Mbps .
4.      Jangkauan jaringan yang luas
Akses internet dimana saja dan kapan saja, dalam jangkauan jaringan 3G/HSDPA Telkomsel.
Dilihat dari analisis SWOT PT Telkomsel dapat dirinci sebagai berikut:
1.         Strengths
Dua kekuatan utama yang dimiliki oleh PT Telkomsel adalah kekuatan finansial dan jaringan infrastruktur. Finansial dan jaringan infrastruktur merupakan sumber daya fisik. Strategi yang dapat dikembangkan adalah optimalisasi sumber daya yang dimiliki PT Telkomsel melalui penambahan jaringan baru.
2.         Weakness
Kelemahan PT Telkomsel adalah SDM yang terlalu banyak dan posisi sebagai anak perusahaan PT Telkom yang merupakan BUMN yang terikat dengan kebijakan pemerintah. Untuk mengatasi dua kelemahan tersebut terdapat perbedaan strategi yang diterapkan. Jumlah SDM yang terlalu banyak dapat dilakukan dengan optimalisasi SDM dengan meningkatkan nilai tambah SDM melalui perubahan konsep pengelolaan SDM. Sedangkan posisi sebagai anak perusahaan PT Telkom dalam kenyataannya bukan merupakan sesuatu yang “given” bagi PT Telkomsel. Kebijakan pemerintah misalnya penundaan kenaikan tarif telepon, harus disikapi PT Telkomsel melalui alternatif pembiayaan lain.
3.         Opportunities
Peluang yang dapat dikembangkan oleh PT Telkomsel adalah perkembangan internet yang pesat, minimnya masyarakat yang telah memiliki akses internet broadband, perubahan regulasi informasi dan transaksi elektronis, operator lain dengan kualitas rendah, dan wilayah pemasaran yang belum dijangkau. Kelima peluang tersebut merupakan perubahan lingkungan yang cepat atas kebutuhan teknologi informasi. PT Telkomsel mengantisipasi melalui integrasi pembangunan dan konfigurasi internal dan eksternal melalui fleksibilitas produk baru, yaitu menawarkan produk dengan fasilitas lebih.
 4.         Threat
Ancaman yang perlu diantisipasi oleh PT Telkomsel adalah perkembangan teknologi telepon seluler, situasi politik, ancaman keamanan atas aset TI, dan persaingan industri sejenis. Keempat ancaman tersebut diantisipasi dengan menerapkan strategi yang berbeda-beda. Perkembangan teknologi seluler merupakan ancaman bagi teknologi fixed phone. PT Telkomsel tidak meninggalkan bisnis fixedphone tersebut, tetapi dengan mengakuisisi perusahaan yang bergerak dalam bidang telepon seluler. Akuisisi merupakan bentuk respon untuk memenangkan persaingan.
Strategic Planning yang harus dipersiapkan Telkomsel dalam menghadapi persaingan internet mobile broadband service di Indonesia, antara lain:
1.   Kota-kota besar (24 kota besar) di Indonesia yang selama ini menjadi parameter kualitas layanan harus terpenuhi baik dari redudancy, throughtput maupun dropcall artinya layanan tidak boleh putus.
2.  Terobosan yang dilakukan telkomsel dengan jangkauan area dan market pasar yang lebih luas untuk memuaskan pelangganya yaitu dengan penambahan frekunsi 3G yang di namakan Next Generation Flash, yang merupakan peningkatan teknologi HSDPA (High Speed Downlink Packet Access) 7,2 Mbps ke teknologi HSPA+ (High Speed Packet Access +), di mana teknologi wireless broadband ini mampu menghadirkan kecepatan akses data hingga 21 Mbps.
3. Untuk membangun jaringan broadband, Telkomsel melakukan investasi yang yang sangat besar, Telkomsel menyiapkan sekitar 500 miliar US dollar per tahun agar layanan mobile broadband bisa tersedia dengan maksimal dan untuk menghadapi persaingan meraih pelanggan dengan perang tarif.


Kesimpulan
Perkembangan dalam pelayanan internet akan semakin pesat dengan mulai populernya akses mobile internet broadband service melalui jaringan cellular. Kecepatan yang lebih tinggi dan tarif yang mulai menurun akan menjadikan akses melalui mobile internet  akan menjadi pesaing potrensial bagi akses intenet lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan internet yang bisa diakses dimanapun dan kapanpun maka provider telekomunikasi berlomba-lomba untuk menawarkan produk layanan internet dengan berbagai macam pilihan paket, hal ini menguntungkan pelanggan karena banyak opsi yang bisa dipilih.Dengan semakin panasnya persaingan di dunia telekomunikasi bukan semakin memperjelek fasilitas dan layanan tetapi dengan adanya keadaan seperti ini akan memacu para penyedia jasa internet untuk semakin lebih memperhatikan kenyamanan penggunanya.
Perencanaan strategi PT Telkomsel dalam memahami aspek proses dan outcome dalam strategi pengalihan IT untuk menarik pelanggan sebanyak-banyaknya dan menguasai pasar internet moobile broadband service di Indonesia dengan memanfaatkan keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh telkomsel yaitu adanya jaringan yang paling luas diantaranya provider/operator lain yang hampir menjangkau seluruh wilayah di Indonesia. Hal ini, harus didukung investasi belanja modal PT Telkomsel dalam pengalihan teknoologi yang semakin canggih, sehingga kaluhan kestabilan sinyal maupun kecepatan internet yang merupakan faktor utama selain persaingan harga yang diinginkan oleh masyarakat sebagai pengguna jasa internet.
 

Referensi:
Grover S. Kearns dan Albert L. Lederer. 2001. Strategic It Alignment:  A Model For Competitive Advantage. Twenty-Second International Conference on Information Systems

1 komentar:

  1. Berusaha Lebih Baik Ke Depan: Manstra >>>>> Download Now

    >>>>> Download Full

    Berusaha Lebih Baik Ke Depan: Manstra >>>>> Download LINK

    >>>>> Download Now

    Berusaha Lebih Baik Ke Depan: Manstra >>>>> Download Full

    >>>>> Download LINK oe

    BalasHapus